Sesuatu yang Naluriah : Bahasa dan Kata Umpatan

     4.5 juta tahun evolusi, kita memperbaiki dan meningkatkan teknik berkomunikasi, baik secara lisan maupun verbal. Kata kata dalam kamus bahasa kita juga terus diperbarui baik isi atau sekedar kover, dalam rangka meningkatkan penangkapan maksut sampai ketingkat mengerti.
    Sebuah kaum akan dianggap maju kerika mereka sudah meningkatkan pengetahuan bahasa mereka ketingkat dimana mereka bisa menciptakan karya sastra. Kaum bar bar tidak punya waktu untuk bersyair atau berfilsafah untuk apa mereka punya hidup. Mencakupi aksara, dan tau cara merekam sastra, mereka akan berkembang dengan sendirinya. Aksara Tidak hanya berfungsi merekam cerita sejarah leluhur, namun dengan cerita leluhur, keturunan mereka dapat memahami fungsi dan cara berbicara dengan bahasa yang leluhur mereka telah rekam dan kembangkan. Tidak hanya itu, dengan mental darah muda akan menambah kosa kata dan meningkatkan maksut sampai ketingkat mengerti
      Beda pernyataan, beda waktu, juga beda kata yang digunakan. Seperti halnya ketika kita berteriak ow”, “aduh” ketika menginjak sesuatu yang tajam, beberapa kadang juga berteriak tanpa makna. itu adalah bentuk respon yang mengambarkan rasa sakit. Seiring berjalannya waktu kita mulai menemukan cara menggabarkan sekaligus tidak hanya rasa sakit, tapi marah terkejut dan mungkin kesal. Kita sebut umpatan, sumpah serapah.
     Saya tidak menyangkal bahwa, memang mengumpat tidak merubah apapun, tapi, itu membuat saya merasa lebih baik. Seperti jika saya terkejut, menginjak paku, berada dalam baku tembak. Tidak hanya saya, mungkin anda juga berpikir mengumpat memang diperlukan dalam situasi seperti diatas.
    Memang terdengar menjengkelkan jika anda mendengar seseorang mengucakannya terlalu sering. Tapi mereka mengekspresikan diri mereka. Beberapa expresitas diri memang harus di larang. Tapi hei, itu adalah salah satu hasil evolusi kita, jadi nikmatilah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melihat Kecerdasan

CERPEN : 3 Saudara